Catatan Perjalanan Iwan Fals di Poso

Umat beragama adalah teladan dalam kehidupan bermasyarakat. Umat beragama tidak mungkin bertindak semaunya. Umat beragama akan selalu menjalin hubungan baik dengan Allah, menjalin hubungan baik dengan sesama manusia, menjalin hubungan baik dengan alam.

Penguasa melalui kebijakannya berupaya keras melindungi umat beragama. Pemuka agama bermusyawarah, mencari titik temu. Tidak berhenti sampai di sini, perlu kesadaran kolektif untuk berbuat atas nama toleransi.

Melalui karyanya, Iwan Fals bisa diterima oleh masyarakat yang berbeda suku, agama, ras, antar golongan. Musik menjadi ampuh untuk melakukan komunikasi massa karena mudah diterima semua kalangan.

Poso menghadirkan Iwan Fals & Band. Sogili Toleransi Poso 2022 “Dari Negeri Seribu Megalith Untuk Ibu Pertiwi”. Semoga perhelatan ini sukses dan aman, Poso bisa menjaga harmonisasi dan toleransi.

Ikuti perjalanan Iwan Fals. Sebuah dedikasi dan partisipasi mendukung perdamaian dan toleransi antar umat beragama di Poso.

Kamis pagi, 4 Agustus 2022 Iwan Fals terbang dari Jakarta. Tiba di Palu Iwan Fals disambut mobil menuju Poso. Crew yang dipimpin Manto diarahkan untuk bergegas menuju mobil. Ada yang berbeda dengan kebiasaan kerja Crew. Saat ini langsung mendapat layanan cepat dan pengawalan khusus. Edi LO Crew Iwan Fals mengarahkan Crew untuk mengikuti mobil Iwan Fals dan mempercayakan sepenuhnya urusan bagasi kepada timnya.

Jalan darat menempuh Poso menghabiskan waktu 5 jam 30 menit. Karena berangkat dari Leuwinanggung tengah malam, naik pesawat subuh dan tiba di Palu pagi hari. Maka badan butuh istirahat sejenak dan sarapan. Rombongan berhenti di sebuah warung nasi kuning dan kopi khas Palu. Selain kopinya nikmat, nasi dan lauknya istimewa.

Usai sarapan dan minum kopi, Iwan Fals melanjutkan perjalanan ke Poso. Melewati pemukiman penduduk, kehilangan sinyal HP di jalur bukit, masuk kawasan sunyi senyap, pengendara motor yang tidak khawatir dengan keadaan sekitar, sampai menemukan kembali sinyal HP di jalur pemukiman penduduk. Bangunan khas Bali menambah keberagaman di Poso. Rumah ibadah gereja dan masjid tegak berdiri menyapa ramah selama perjalanan. Sampai akhirnya melalui kawasan Pesantren Gontor, Bandara Poso, pusat keramaian Kabupaten Poso, dan hotel yang dituju. Namun sebelum tiba ke hotel, Iwan Fals disambut makan siang di sebuah tempat. Tempat yang dinamakan “Rumah Kayu”. Sementara Crew Iwan Fals disambut di bangunan sebelahnya yang dinamakan “Markas Kita”.

Santapan di meja lahap dimakan. Nasi dan lauk pauknya ikan khas Poso. Ditambah durian yang dibawa mobil box bagasi bandara. Cocok untuk mengobati lelahnya 5 jam 30 menit jalan darat Palu-Poso, Alhamdulillah.

Kamis malam, dari hotel mencari jajanan. Cikal mengajak timnya makan bakso. Sopir mengarahkan ke sebuah tempat yang tidak jauh dari penginapan. Tebak-tebakan, abang tukang bakso pendatang ataukah pribumi?

Ya, benar, dia dari Banyumas. Dari Pulau Jawa bertaruh nasib ke Pulau Sulawesi. Kini sukses menjadi tukang bakso. Malam itu pembelinya ramai. Tukang baksonya ramah, murah senyum, enak diajak ngobrol, dan yang pasti enak baksonya.

Cikal mengajak kembali ke hotel. Setelah kenyang siap kerja, liputan latihan Iwan Fals & Band. Malam itu band lokal Poso ikut latihan, persiapan lagu daerah Poso, Doni Dole dan Waya Masapi. Sebuah kado pembuka untuk konser di Lapangan Sintuwu Maroso Poso.

Jumat siang, Iwan Fals & Band berangkat ke masjid Polres Poso. Ditemani Raya, Arda, Ardy, Zulqi usai shalat jumat berangkat ke Rujab Bupati Poso. Cikal dan Rosana sudah di lokasi. Bupati Poso dr. Verna GM Ingkiriwang menyambut hangat. Undangan makan siang Bupati Poso dan Meet & Greet Iwan Fals.

Rujab Bupati Poso banyak diisi ibu-ibu berkaos hitam bergambar Iwan Fals. Bertuliskan “Terbesar Socilia Tolerunsi Poso 2022” dengan tulisan punggung PSR (Perempuan Sintuwu Raya). Hanya di dapur tidak ada kerumunan ibu-ibu. Ada tiga orang laki-laki di dapur saat itu. Yang satu penulis naskah pidato Bupati, Rusman namanya. Dan satunya lagi tukang kopi. Sempat ditawari dibuatkan kopi hitam oleh orang dapur, Wawan namanya. Yang satunya lagi seperti seniman, lelaki berambut pirang.

Meet & Greet Iwan Fals bersama Bupati Poso dr. Verna GM Inkiriwang, bertempat di Baruga Torulemba – Rujab Bupati Poso. Dihadiri unsur pimpinan Forkopimda Kabupaten Poso, Kepala OPD Pemda Poso, jurnalis, dan undangan.

Iwan Fals kagum terhadap obyek wisata dan kekayaan alam Poso. Bupati Poso dr. Verna GM Inkiriwang mengapresiasi positif konser Iwan Fals. Sebagai penyemangat ekonomi masyarakat, setelah dua tahun dilanda Covid-19.

"Ada multiplayer efek terjadi dengan adanya acara ini bagi ekonomi masyarakat" ucap Bupati yang menyukai lagu (Almarhum) Galang Rambu Anarki, Kasih Jangan Kau Pergi.

Iwan Fals dan Rosana menanam pohon eboni yang diakui mulai langka di Sulawesi. Kemudian pergi ke pantai menikmati sore. Sambil menikmati suasana pantai, pisang goreng dan sambel menjadi menu andalan. Dia yang tak boleh dilewati begitu saja.

Malam hari lapangan dipenuhi penonton menyaksikan Iwan Fals cek sound. Padahal konser akan dimulai besok sore. Isyarat bakal penuh pada hari pelaksanaannya.

Sabtu siang Iwan Fals & Band berangkat ke lapangan. Penonton berjubel, mulai anak-anak hingga dewasa. Pemandangan ini mengingatkan suasana penonton Panggung Kita di rumah Iwan Fals. Konser seperti silaturahmi keluarga. Sebuah dedikasi dan partisipasi mendukung perdamaian dan toleransi antar umat beragama di Poso.

Selepas Ashar Iwan Fals naik ke atas panggung. Lagu daerah Poso menjadi pembuka, Doni Dole. Merasa dekat, melebur antara penonton dan Iwan Fals, melahirkan energi maha dahsyat selama konser. 18 lagu disuarakan mendapat sambutan luar biasa dari ribuan penonton.

Bertemu di titik yang sama, energi positif. Hingga kesadaran waktu menghitung detik menuju titik akhir. Doa bersama berkumandang, bendera merah putih adalah kehormatan, menjadi ikrar untuk menjaga harmonisasi dan toleransi. Menjelang maghrib konser klimaks. Senyum cerah nampak dari wajah Iwan Fals & Band.

“Sementara sinar surya perlahan mulai tenggelam”
“Suara gitarmu mengalunkan melodi tentang cinta”


Iwan Fals sudah ditunggu di “Rumah Kayu” oleh Irjen Pol Marthinus Hukom. Perwira tinggi polri ini mengajak bicara soal ideologi dan lain-lain. Makan malam dan durian cukup mengganti tenaga yang dipakai di atas panggung.

Usai semuanya, Iwan Fals ingin menjelajahi potensi wisata Poso. Pantai Siuri Tepi Danau Poso dikunjungi. Satu setengah jam kemudian menuju obyek wisata air terjun Saluopa. Jalan kaki mencari ketinggian. Nyebur di air terjun. Melepas penat bersahabat dengan alam.

Jelang sore hari menuju Palu. Saat melintas hutan Kebon Kopi Jl Trans Sulawesi, Iwan Fals terpanggil untuk menikmati lembah berkabut. Gitar akustik dan syair yang baru ditulis menemukan tempat yang pas untuk dinyanyikan.

Spontan syair yang baru ditulis dinyanyikan Iwan Fals. Dari ketinggian lembah hutan Kebon Kopi, lagu baru dari Poso pertama kali dinyanyikan. Entah judulnya apa, yang pasti catatan perjalanan Iwan Fals di Poso.

Leuwinanggung, (13/08/2022).
Fotografer : Evelyn Pritt
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto