Taman Impian Jaya Ancol Jakarta sejak Sabtu sore (2/3/2019) mulai ramai didatangi pengunjung. Kaum muda hari ini adalah Indonesia masa depan. Datang dengan membawa energi positif mengisi malam mingguan dengan menumpahkan rindu di titik kumpul yang sama bertajuk Konser Indonesia Ketje. Tidak sedikit anak-anak dan hijabber terlihat di lokasi. Datang dari berbagai suku daerah, tidak ada jarak pemisah yang kaya dan yang miskin, terpanggil untuk silaturahmi dan konser menjadi pemersatu. Kunci yang menghidupkan energi untuk melangkah adalah “Temanku niat temanku semangat”.
“Indonesia Ketje” adalah gambaran Indonesia sebagai negeri jamrud khatulistiwa, memiliki dua musim (hujan dan kemarau), memiliki tanah yang subur dan makmur. Sebuah pengingkaran terhadap karunia jika orang Indonesia tidak menjaganya, “Kita jaga bumi bumi jaga kita”.
Lagu Indonesia Raya berkumandang sebagai Opening MC malam itu. Pada Konser Indonesia Ketje, Ancol memberikan Iwan Fals 3 pohon jati emas untuk ditanam di Jonggol sebagai aksi nyata kesadaran kita. Seruan menanam pohon agar “Indonesia Ketje”.
Iwan Fals & Band, Jamrud menjadi pengisi acara yang ditunggu-tunggu aksi panggungnya oleh puluhan ribu pengunjung. Dari belakang panggung Iwan Fals mendatangi Jamrud. Jamrud adalah band rock asal Cimahi lahir tahun 1984 yang sepanjang tahun 2018 Jamrud manggung sebanyak 70 kali. Jamrud piawai meracik lirik dan musik menjadi unik sehingga melahirkan karya yang lugas, cadas, cerdas. Aziz MS (gitar), Ricky Teddy (bass), Krisyanto (vokal), Irwan (gitar), Danny (drum) menyambut hangat kedatangan Iwan Fals yang memiliki kesamaan pandangan untuk “Indonesia Ketje”. “Indonesia Ketje” di mata Jamrud adalah saling menjaga Indonesia, tidak gontok-gontokan.
Iwan Fals & Band tampil pada puncak acara. Lampu menyorot kepada seorang yang sedang memainkan keyboard. Jari-jari menari pada denting piano di lagu pembuka. Sosok yang disorot ini adalah Marcelius Kuswidi Atmoko Manunggal (Moko). Moko, anak Jogja lulusan ISI adalah additional player Seventeen. Kini bergabung di Iwan Fals & Band mengisi keyboard yang biasa dimainkan Edi Daromi.
“Namun senyummu tetap mengikuti,” menjadi gelombang suara bersama membawa hanyut ribuan orang direspon kembali oleh Iwan Fals dengan menyerukan doa untuk Edi Daromi yang sedang proses pemulihan. “Malam mingguan bareng-bareng, datang sehat pulang lebih sehat, supaya Indonesia Ketje,” kata Iwan Fals.
Iwan Fals & Band (Sonata, Ardi, Yose, Moko) tampil energik membawakan 11 lagu. Yang Terlupakan, Kumenanti Seorang Kekasih, Mata Indah Bola Pingpong, Ancur karya Aziz MS Jamrud, Mimpi Yang Terbeli, Oemar Bakri, PHK, Balada Orang Pedalaman, Bento, Hio, Nyatakan Saja. Semuanya membawa pesan.
Balada Orang Pedalaman, Iwan Fals menyampaikan pesan kepada capres. “Ini yang nggak ada di debat capres. Hai capres ditunggu di pedalaman. Para pemimpin ditunggu di pedalaman, di pegunungan hijau, di lautan jernih. Padahal itu jati diri kita. Tanpa mereka nggak ada Indonesia. Tolong jangan lupakan orang-orang pedalaman, nanti kualat!” ucap Iwan Fals.
Sampai penampilannya berakhir, penonton yang membawa bendera bertuliskan “Budi Utomo” (Budut) menjadi perhatian aparat keamanan. Nampak jelas terlihat dari atas panggung Iwan Fals. Penonton berbaur dan Iwan Fals berpesan untuk saling menjaga.
“Masih ada aja ya Budut. Ini mengingatkan saya waktu di Condet. Terima kasih sudah datang. Budi Utomo itu artinya berbudi luhur, mengutamakan budi, membawa kebaikan. Jadi nggak asyik ya kalau berantem. Yang jadi copet segera insyaf, pergi ke desa banyak yang dikerjakan di sana untuk pertanian,” ucap Iwan Fals.
“Indonesia Ketje” sarat makna. “Indonesia Ketje” bagi Iwan Fals adalah Indonesia menjadi dirinya sendiri. “Sadar pada diri dan selalu mengucapkan Alhamdulillah. Tetap bergairah untuk mengabdi kepada masyarakat. Ancol mudah-mudahan menjadi oase,” tutup Iwan Fals.
Leuwinanggung, (4/3/2019).
Fotografer : Ichan Maulana
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto