Memberi Jiwa Ke Alam Semesta

Saat dunia ramai dengan gemerlap
Berubah menjadi sepi dan terlelap
Semua karena pandemi
Manusia di bumi
Jadi korban tanpa kompromi
Awali dua ribu dua satu
Dengan harapan baru


Sebuah potongan narasi Iwan Fals disuarakan pada Perayaan 26 Tahun Indosiar Luar Biasa: 26ETHER CONCERT, Minggu, 10 Januari 2021. Iwan Fals X Syarikat Idola Remaja menyapa Indonesia, memberi jiwa ke alam semesta, “Bagimu”.

Datang ke studio Indosiar dipastikan negatif dari covid-19. Membawa surat hasil laporan tes corona, Real Time RT-PCR. Pertunjukan tanpa kerumunan. Dibatasi oleh situasi. Cukup berat melewati hari ke hari, menjadi air mata, “Air Mata Api”.

Sementara di lain sisi, masih saja kejahatan berdasi bermain di situasi pandemi. Mencoreng nilai kemanusiaan. “Tikus Tikus Kantor” tak menemukan babak akhir. Tayang di episode berbeda. Seperti film serial animasi Tom and Jerry. Tikus lebih cerdik dari kucing. “Memang sial sang tikus teramat pintar. Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar,” ucap Iwan Fals.

Pada puncak penampilannya, hadir perempuan yang memiliki tanggal lahir sama dengan Rosana, isteri Iwan Fals. Rossa, menyanyikan “Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu”. Rossa untuk yang kesekian kalinya hadir di panggung Iwan Fals.

“Kumenangis…” menjadi potongan lagu yang sering terdengar. Suara Rossa mencuri perhatian penikmat sinetron Indosiar sejak tayang pertama, tanggal 12 Oktober 2019. Kemasan konflik keluarga yang disuguhkan akibat ulah lelaki antagonis. Dan Iwan Fals menjadi lelaki pilihan untuk mengeksplorasi lagu ciptaan Enda Ungu. “Ini sih urusannya perempuan tersakiti dan lelaki terzalimi,” canda Iwan Fals.

Entah seperti apa “nguliknya”. Yang pasti butuh keahlian untuk mendalami “Hati Yang Kau Sakiti”. “Kumenangis…” adalah air mata. Air mata beragam maknanya. Air mata api, air mata bahagia, air mata doa, dan ada juga air mata buaya.

Penampilan Iwan Fals menjawab suasana. Ketika Rossa bernyanyi sendirian, membuahkan kesan untuk yang mendengarnya. “Yang tidak disakiti bisa nangis apalagi yang disakiti.”

Ketika Iwan Fals turut bernyanyi, ada kesan lain untuk yag mendengarnya. “Karena Ibarat kopi pahit, mengubah kepahitan menjadi kekuatan”.

Panggung Iwan Fals sarat filosofis. “Musik adalah hukum moral. Ini memberi jiwa ke alam semesta, sayap untuk pikiran, terbang ke imajinasi, dan pesona dan keceriaan untuk hidup dan untuk semuanya,” Plato, filsuf Yunani.

Leuwinanggung, 13 Januari 2021
Penulis: Syaiful Ramadlan
Fotografer : Ichan Maulana
Editor : Rosana Listanto