Meditasi “Air Mata Api” Menyulut Inspirasi

“Air Mata Api” lagu ini tidak pernah mati. Kata-katanya adalah kegelisahan. Kegelisahan bakal mengusik waktu tidur. Lalu membangunkan imajinasi untuk berubah menjadi warna musik beragam. Menjadi musik punk oleh Superman Is Dead. Burgerkill merubahnya menjadi metal. Konspirasi merubahnya menjadi grunge. Mel Shandy mempertahankan warna musik rock.

“Kesenian seperti gelas yang dilempar ke lantai. Pecahannya tak terduga,” ucap Iwan Fals.

“Air Mata Api” menyulut inspirasi. Metamorfosa, dari lagu lahir novel. Kemudian berkembang menjadi film. Metamorfosa karena meditasi sekian waktu lalu menyulut inspirasi lahirnya karya. Lagu lahir dari sebuah proses yang melibatkan pikiran dan perasaan. Kemudian pada ruang dan waktu proses kreatif itu berjalan. Lantas apa bedanya lagu dengan buku. Buku “Air Mata Api” pun melewati itu semua.

Kecerdasan menorehkan kata-kata adalah kecerdasan imajinasi yang tidak bisa dilakukan banyak orang. Piter Abdullah, peneliti senior lulusan (S1) Univesitas Gajah Mada, (S2) International University of Japan adalah pemerhati musik dan karya sastra. Piter Abdullah menciptakan tokoh dalam cerita, merangkai kata-kata, menulisnya menjadi 212 halaman. Sumbangsih bagi pertumbuhan literasi.

Fakta-fakta mengatakan bahwa Indonesia mempunyai persoalan perihal minat baca. Data-data bisa ditemukan di UNESCO, Central Connecticut State University (CCSU), Program for International Student Assessment (PISA). Ironisnya, rendahnya minat baca berbanding terbalik dengan tingginya minat komentar. Miskin bacaan tetapi berlagak komentator.

Jurang pemisah ini mesti dibuat jembatan penyambung. Mulai kembali untuk rajin baca buku. Cikal mengakui bahwa belanja keluarga Iwan Fals dari dulu belanja buku. Jika tidak suka baca buku apalagi buku halaman tebal maka bacalah syair lagu. Syair lagu merangsang gairah literasi. Intinya, mulai kembali untuk rajin baca. Bacalah (Iqra).

Menghayati situasi. Lagu “Ujung Aspal Pondok Gede” dan “ Air Mata Api” dinyanyikan Iwan Fals pada hari ulang tahunnya, 3 September 2020. Yang juga hari launchingnya buku “Air Mata Api”.

Leuwinanggung, 6 September 2020
Penulis: Syaiful Ramadlan
Fotografer : Epel
Editor : Rosana Listanto