Iwan Fals Membuka Ruang Kreatif Sekaligus Kontemplatif

Manusia diberi akal untuk berpikir. Diberi hati untuk setia pada proses. Maka bentuk syukur adalah menghidupkan akal dan hati di jalan kebaikan.

Sepakat dengan apa yang disampaikan Rosana.“Terus berpikir baik, berkata baik, dan berbuat baik. Jika kita sibuk dengan kebaikan kita tak akan sempat lakukan keburukan.”

Maka saat dianjurkan untuk tetap di rumah adalah kesempatan untuk berbenah diri. Disyukuri untuk menghidupkan suasana kekeluargaan. Bisa jadi bapak, ibu, anak selama ini berjarak secara fisik karena kesibukan masing-masing. Bisa jadi bapak, ibu, anak selama ini berjarak secara batin karena menemukan kebahagiaan di luar.

Indahnya kekeluargaan dimulai dari yang terkecil yaitu di rumah. Ketika bapak, ibu, anak bertemu maka inilah sumber daya. SDM atau sumber daya manusia adalah kalimat yang akrab di telinga. Antara manusia dan manusia lainnya melakukan proses kreatif. Saling asah saling asih saling asuh. Menjadi sumber daya untuk terciptanya ruang kreatif. Keluarga inti yaitu bapak, ibu, anak. Dan ada keluarga besar yaitu orang-orang yang berada di sekitar dan menjadi bagian semangat kekeluargaan. Semua bekerja menyumbangkan sumber daya. Pada titik ini Iwan Fals melakukannya.

Iwan Fals sebagai bapak mengajak istri dan anaknya untuk menjadi pengisi acara Konser Amal Di Rumah Aja yang diselenggarakan Bank Mandiri. Jauh sebelum ada acara ini Iwan Fals sudah beberapa kali mengajak istri dan anaknya menjadi musisi. Latihan sudah pasti. Bukan main dan bukan main-main. Totalitas di atas panggung itu dilatih oleh kesetiaan menjalani proses. Iwan Fals disiplin dalam latihan musik dan latihan karate.

Di suatu malam setelah melakukan pekerjaan recording audio-video Iwan Fals kupikir selesai. Rosana dan Raya bangun sahur. Tampak Cikal sibuk merapihkan laptopnya. Firman merapihkan kamera dan seisi ruangan. Iwan Fals bicara soal fokus, kesabaran, mood, tempo, penghayatan. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 02:30. Rosana dan Raya duduk bergabung.

“Kirain mau pada istirahat. Iwan Fals lanjut latihan musik bersama Rosana dan Raya” pikirku sambil bergegas ke dapur untuk sahur.

Panggung Kita yang biasanya bisa menampung kurang lebih 6000 orang kali ini hanya diisi orang-orang yang terlibat di kerja produksi dan acara. Jumlah tim kerja total 62 orang. Terdiri dari 9 orang di luar area shooting, di area shooting perform bedug 6 orang, di area shooting Panggung Kita 47 orang terdiri dari 12 orang tim produksi Level 7, 4 orang tim sound Tiga Rambu, 2 orang Pelopor, 5 orang karyawan Tiga Rambu di ruang artis dan kebersihan lapangan, 3 orang tim broadcast, 3 orang tim dokumentasi, 6 orang tim video, 3 orang lighting dan multimedia, 4 orang manajemen Level 7, 1 orang MC, 1 orang Manajemen Tiga Rambu (Cikal), 3 orang musisi (Iwan Fals, Rosana, Raya).

Konser Amal Di Rumah Aja tanpa barisan antrian penonton. Yang nampak hanya barisan mobil. Mobil masuk harus steril. Pengemudi dan penumpang harus mandi dulu. Setelah itu masuk bilik disinfektan. Dipastikan bersih. Memakai masker. Membawa tumbler sendiri. Tetap berjaga jarak.

Dua malam bekerja di acara gladi resik dan shooting Konser Amal Mandiri Manajemen Tiga Rambu melibatkan karyawan Tiga Rambu. Bekerja sebagai petugas gerbang konser, petugas parkir, petugas panggung, petugas ruang artis, konsumsi, dokumentasi, dan petugas keamanan Pelopor.

Cikal memilih 2 orang dewasa dan 4 orang anak-anak untuk Gladi Resik Talent Bedug. Terpilih Bayu Adira, Rizky Caesar, Qonnita Azzahra, Siti Amira dari anak-anak karyawan Tiga Rambu. Siti Nurhalimah dan Epol untuk dewasa. Di bawah pengawasan Cikal Talent Bedug mengatur tempo pukulan, vokal, dan adjustment. Dunia anak-anak punya cerita sendiri. Latihan bisa serius tapi ngantuk yang dikhawatirkan. Namun terjawab sudah, anak-anak Talent Bedug seperti punya ramuan khusus tolak ngantuk. Hasilnya bahagia dan selalu bertanya, “Kapan pake baju putihnya?” Dan pertanyaan selanjutnya,“Kapan disiarkan?”

Diawali takbir. Di kejauhan anak-anak berbaris menjadi cahaya di gelapnya malam. Cahayanya melintas dan menemani renungan Iwan Fals. Awali segalanya dengan doa, “Doa” medley “Ya Allah Kami”.

Mengobati ruang gerak terbatas untuk bertemu ibu. Persoalan yang sama di saat ini tidak bisa pulang ke rumah menemui ibu. “Ibu” tak pernah bosan didengar. Sesungguhnya ibu tak pernah bosan merawat anak-anaknya.

Tak ketinggalan “Sore Tugu Pancoran”, “Buku Ini Aku Pinjam”, “Yang Terlupakan”, “Damai Kami Sepanjang Hari”, “Esek Esek Uduk Uduk” .

Malam itu klimaks. Iwan Fals mencurahkan energinya untuk “Hio dan Balada Orang-Orang Pedalaman”. Banyak yang berharap pertunjukan berlanjut. Hasil donasi konser amal malam itu mencapai angka 1 M lebih. Donasi masih berlanjut selama masa tayang di youtube Bank Mandiri 1 bulan ke No Rek Donasi Konser Amal Di Rumah Aja, rekening Mandiri 0700005192245 a/n Yayasan Mandiri Amal Insani.

Host Balques Manisang piawai menggali dan mencari tahu ruang kreatif sekaligus kontemplatif. Jam terbang dan jam tayang membuatnya lugas. Kalimat yang sekilas mengartikan di balik tampilan baju putih Talent Bedug, “Udah kaya Ustadz nih”, sapa Balques dengan senyum akrab.

Sudah tayang live di Youtube Bank Mandiri, 26 Mei 2020. Dan akan tayang selama 1 bulan di youtube Bank Mandiri. Iwan Fals membuka ruang kreatif sekaligus kontemplatif. Ruang kreatif untuk Rosana melatih kemampuan di vocal, floor tom, darbuka, chimes, shaker maracas, djembe. Ruang kreatif untuk Cikal melatih kemampuan di Direction. Ruang kreatif untuk Raya Rambu Rabbani melatih kemampuan di Acoustic bass, darbuka. Ruang kreatif untuk tim produksi dan tim acara Konser Amal Di Rumah Aja. Sekaligus kontemplatif menempatkan manusia sebagai mana mestinya.

Tim dibutuhkan untuk kerja sama dan sama-sama kerja. Pendidikan karakter terbentuk karena proses kreatif melewati perjalanan waktu. Menemukan kemampuan berpikir dan kepekaan rasa. Menghargai perbedaan. Seni dan sastra membuat manusia kreatif dan peka dengan persoalan kemanusiaan. Sastra yang tertuang dalam bentuk lagu Iwan Fals jika dikoridorkan dengan baik akan melahirkan generasi literat. Generasi yang memahami sesuatu dari membaca, melakukan sesuatu dari pemahaman bacaannya.

“Sebagian besar lagu-lagu karya Bang Iwan Fals kaya akan majas, metafor yang konotatif membuat lagu-lagunya jauh lebih indah dari unsur estetik. Majas Bang Iwan Fals menambah intensitas perasaan, lebih menghayati, sehingga dapat menjiwainya lebih dalam,” kata seorang teman, guru SMK Assalam Bandung.

Leuwinanggung, 31 Mei 2020
Fotografer: Evelyn Pritt
Penulis: Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto