Donasi Iwan Fals & Keluarga

Cinta adalah petunjuk jalan menuju pulang. Bukankah kekasih yang kita cinta adalah rumah? Meski kaki melangkah hati tidak berpindah. Rumah yang damai, tentram, dan penuh cinta kasih adalah kolaborasi antara kekuatan laki-laki dan kelembutan perempuan. Keluarga merindukan kebersamaan.

Kita adalah penghuni waktu sementara rumah kehilangan batas ruang. Karena kita punya ruang baca di taman kota, bertamu dan menerima tamu di kafe-kafe berinternet, tidur di perjalanan, setiap makan berganti tempat. Rumah berfungsi untuk alamat tujuan pengiriman pembelian barang online. Rumah mewah dihuni oleh pembantu. Lantas buat apa ada rumah?

“Kumpul, buka pikiran, ekspresi bareng-bareng, udara semakin bersih” kata Iwan Fals yang sudah 3 minggu berdiam diri di rumah.

Naluri pengembara. Setiap orang hidup adalah pengembara. Mengajak untuk melakukan pengembaraan akal. Mencari tahu batas ruang dan waktu dalam persepsi logika manusia. Teknologi mendekatkan yang jauh. Di rumah aja, konser nyanyi di rumah, konser amal live streaming.

Iwan Fals melakukannya bersama Adib Hidayat, Selasa (7/4/2020). Ini yang kedua kalinya, setelah sebelumnya bersama Najwa Shihab. Satu jam di sore hari, menyumbang suara menghimpun donasi, Iwan Fals & keluarga. Rosana mengisi backing vocal dan musik perkusi (djembe, cajon, bell tree, wind chime, rain stick). Peran Cikal kali ini bukan hanya sebagai manajemen tapi turut bekerja sebagai crew yaitu videographer. Raya memainkan bass. Ini cara Iwan Fals membangun keluarga. Cara Iwan Fals menjaga kebaikan keluarga. Untuk diri sendiri, orang lain, alam semesta.

“Katakan Kita Rasakan” yang dipopulerkan oleh Rock Kemanusiaan menjadi lagu pembuka. Tak lupa Iwan Fals memohon doa untuk Eko Partitur yang telah berpulang ke rumah abadi. Gesekan biola almarhum mewarnai lagu “Kupaksa Untuk Melangkah”.

“Kupu Kupu Hitam Putih” mengajak kita untuk berguru. Berguru pada kenyataan. Kenyataan adalah guru hebat yang mengilhami. Bukankah kenyataan adalah guru spiritual?

“Di Mata Air Tak Ada Air Mata” menyampaikan pesan bahwa Corona yang melanda Indonesia bahkan dunia mesti dihadapi. Amarah bukan pemecah masalah. “Damai Kami Sepanjang Hari” dan “Di Hatimu Aku Berlindung” diungkapkan secara jujur. “Hio” menjadi penutup satu jam bersama Iwan Fals & keluarga.

Suara Adzan Maghrib terdengar dari musholla samping rumah Leuwinanggung 19. Hari ini kita dipaksa jaga jarak dengan manusia. Karena terlalu lama jarak dengan penguasa alam semesta. Donasi mendekatkan jarak kemanusiaan. Semakin mengingatkan bahwa manusia hanya tamu bumi bukan pemilik bumi.

Leuwinanggung, 9/4/2020
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor: Rosana Listanto