Nenek Moyangku Seorang Pelaut

“Nenek moyangku seorang pelaut. Gemar mengaruni luas samudra. Menerjang ombak tiada takut. Menempuh badai sudah biasa.” Lyrik lagu anak-anak ciptaan orang Sukabumi Jawa Barat bernama Ibu Soed pada tahun 1940. Indonesia negara kepulauan dengan dua pertiga luas lautan melebihi luas daratan. Gagasan Presiden RI Abdurrahman Wahid untuk membentuk kementerian baru bernama Menteri Eksplorasi Kelautan yang selanjutnya berganti nama menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.

Edhy Prabowo, sosok menteri pengganti Susi Pudjastuti. Orang kepercayaan Prabowo Subianto ini punya kebiasaan menutup orasi dengan berpantun dan bernyanyi. Jurus komunikasi agar pesan tersampaikan tanpa jarak. Karena Edhy Prabowo membaca lingkungan kerja seperti itu. “Setiap saya datang ke kantor dan melewati ruangan selalu ada terdengar suara orang bernyanyi,” ucap mantan atlet pencak silat nasional ini.

Memberikan arahan peningkatan kinerja dan pecepatan pembangunan perikanan tangkap di Kota Baru Parahyangan Kabupaten Bandung Barat, 23 Februaru 2020. Kemudian didaulat oleh peserta untuk bernyanyi. Tanpa basa basi Edhy Prabowo membawakan lagu Judika “Cinta Karena Cinta” disambung lagu Iwan Fals “Buku Ini Aku Pinjam”.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan & Perikanan punya kerjaan. Menteri merasa dikerjain. Iwan Fals naik ke panggung. Lantas apa reaksi menteri? “Ini dijebak,” ucap Edhy Prabowo tersenyum. “Bento” menjadi lagu yang dinyanyikan Iwan Fals feat Edhy Prabowo.

Iwan Fals tak kalah dengan menteri. Jurus komunikasi agar pesan tersampaikan tanpa jarak. Bedanya bahasa di kementerian adalah kalimat akademis dengan menyertakan isu-isu strategis yang harus segera ditindaklanjuti. Iwan Fals bernyanyi dengan sedikit orasi. Dalam syair menyampaikan pesan. Soal kematian ikan kecil dan ikan besar. “Tak ada yang bisa sembunyi dari kematian. Pasti,” ucap Iwan Fals. “Karena ikan makhluk ciptaan Tuhan. Macam-macam sama ikan Tuhan marah nanti,” kata Iwan Fals di tengah-tengah lagu “Hio”.

Nenek moyangku seorang pelaut. Gagah dan melindungi anak cucunya. Demikian pula harapan untuk negara. Memberikan perlindungan dan kemakmuran untuk rakyat. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat. Jika tidak, menggemakan nenek moyangku seorang pelaut bakal menemukan jalan buntu. “Nenek moyangku seorang pelaut, punya senjata di bawah perut, bisa memanjang bisa mengkerut, kalau ditembak perutmu gendut,” Iwan Fals menyanyikannya.

Leuwinanggung, (26/2/2020).

Fotografer : Ricky Adrian
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto