Hentikan Kejahatan Lingkungan

Peduli lingkungan mengandung makna spiritual. Sebagai manusia yang berakal budi sudah pasti peduli. Jika tidak, lantas dimana akal budi. “Raung buldozer gemuruh pohon tumbang” menjadi keresahan atas realitas yang ada. Realitas akibat ulah manusia tak berakal tak berbudi. Patut dipertanyakan manusia seperti itu guru spiritualnya siapa?

KH Abdurrahmad Wahid pernah mengatakan “Guru spiritual saya adalah realitas. Dan guru realitas saya adalah spiritualitas.” Artinya kejahatan lingkungan telah menjadi realitas. Realitas sebagai guru yang menyesatkan. Ada yang salah dengan perilaku kejahatan lingkungan.

Iwan Fals mengatakan “Dulu saya pernah ke Mentawai. Kepercayaan orang Mentawai itu bahkan Tuhan ada di daun-daun. Jadi kebayang ya gimana perasaannya orang-orang Mentawai itu.”

“Bahkan Budha pun mendapatkan pencerahan dari pohon. Saya muslim, saya diajarkan bahwa kiamat itu sebentar lagi, pokoknya kita harus bisa tanam pohon walaupun sebibit saja. Kalau kita menanam percayalah pohon itu berzikir untuk kita,” ucap Iwan Fals di acara Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, 25/7/2019.

Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan menggelar Gakkum Festival 2019 dengan tema “Hentikan Kejahatan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Untuk Kesejahteraan Rakyat” menghadirkan penyanyi “Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi” yang ditulis tahun 1982.

Iwan Fals bermusik menguatkan seisi ruangan dengan lagu-lagu bertemakan lingkungan. Hutanku, Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi, Pohon untuk kehidupan, Tanam Siran Tanam, Bento, Bongkar, Kedamaian, Kumenanti seorang kekasih. Menjadi penyemangat ribuan peserta yang hadir.

“Saya tak bisa membayangkan betapa sulitnya perjuangan polisi hutan ini luar biasa. Jauh dari keluarga, jauh dari mall. Brigade bagus-bagus namanya. Kalau ada Brigade Bento, larang!” ucap Iwan Fals di depan Menteri Siti Nurbaya Bakar.


Leuwinanggung, (30/7/2019).

Fotografer : Ichan Maulana
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto