Obat Kaum Penyaksi

Selepas Isya panggung hening. Awal dari rasa berkecamuk terombang-ambing. Dari peristiwa konser yang tertunda. Konser yang semestinya mengabarkan halal bihalal. Konser yang seharusnya mengabarkan ulang tahun DKI. Konser yang sebenarnya membawa pesan. Kelas besar penghayatan.

Dari belakang panggung Iwan Fals, Edi, Sonata, Ardy, Yose, Moko membuat lingkaran. Mengumpulkan energi dalam doa. Diam lalu melangkah naik ke atas panggung. Lagu Indonesia Raya bergemuruh mengudara. Malam yang semula hening menjadi pecah. Sabtu (20/7/2019) Ancol Taman Impian – Pantai Carnaval menjawab kegelisahan mengobati kerinduan.

“Assalamu’alaikum… Berkat kesabaran kita akhirnya bisa berkumpul bersama di sini,” sapa Iwan Fals kepada penonton. Suara dari atas panggung memanggil ribuan orang untuk mendekat. Seperti air yang mengalir. Semakin deras datangnya arus penonton. Arus searah menuju titik temu.

“Gila Fals” tertulis di kaos penonton yang nampak menikmati setiap lagu. Ekspresi tertuang menjadi tulisan di kaos. Selain kreatifitas adalah kejujuran. Ada penonton yang datang sebulan yang lalu dan memilih bertahan menanti kabar pasti. Setelah pamit dari istri tercinta yang ijinnya hanya beberapa hari. Meyakinkan sang istri bahwa kepergiannya ke Jakarta mengharumkan nama kampungnya. Menanti jadwal pasti dari Ancol berjualan rujak di depan kampus? Gilakah dia?

Ada penonton berkursi roda dari Jawa Timur. Ditemani perempuan bertopi hitam berkaos lengan panjang menjadi orang pertama masuk lapangan sejak open gates. Gilakah mereka berdua?

Ada penonton yang tugasnya jalan-jalan. Pengusaha yang punya prinsip dalam usaha “Pengusahanya jalan-jalan, usahanya jalan”. Gilakah dia?

Ada lelaki jomblo mapan datang mengajak calon isterinya menulis kemesraan dengan berniaga. Dan masih banyak cerita nyata dari Ancol. Gilakah mereka semua? Lantas apa kata Iwan Fals dari atas panggung. “Hua Ha Ha tertawa itu sehat menipu itu jahat” seru Iwan Fals. “Biarin dianggap gila daripada gila beneran,” ucap Iwan Fals.

Lima belas lagu disuarakan. Buku Ini Aku Pinjam, Kupaksa Untuk Melangkah, Tak Biru Lagi Lautku, Libur Kecil Kaum Kusam, Berkacalah Jakarta, Kaum Urbanis, Aku Bukan Pilihan, Entah, Ijinkan Aku Menyayangimu, Hua Ha Ha, Badut, Lagu Tiga, Kesaksian, Karena Kau Bunda Kami, Kontrasmu Bisu.

Menjawab dan mengobati banyak orang. Musik menjadi jalan hidup. Bernyanyi menjadi saksi. Iwan Fals tetap fals di 2019. Tahun politik diwarnai peristiwa politik. “Dari jaman Presiden Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, Jokowi sampai sekarang saya begini aja,” kata Iwan Fals.

Tidak ada yang berubah dengan Iwan Fals. “Saat saya sakit nggak ada Prabowo. Nggak ada Jokowi. Yang nemenin dia, Rosana,” ucap Iwan Fals.


Leuwinanggung, (23/7/2019).

Fotografer : Ichan Maulana
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto