Panggung Kita di Penghujung Tahun 2018

Sabtu (1/12/2018) Panggung Kita Leuwinanggung berdenyut kembali dengan menghadirkan rangkaian Konser Situs Budaya. Kali ini yang disajikan adalah Konser Situs Budaya Bengkulu – Rejang. Terhitung ini menjadi konser ke-13 dari 34 konser yang akan digelar.

Pagelaran di penghujung tahun ini mengangkat daerah yang memiliki benteng peninggalan Inggris bernama Fort Marlborough, diawali dengan live perform Tim Tradisi Kelompok Musik Rafflesia (Sanggar Campus 11). Tiga dhol dan tassa dimainkan sebagai musik penyambutan tamu memasuki area panggung.

Penonton masuk ke halaman Panggung Kita disambut oleh Panggung Tradisi yang menampilkan Tari Persembahan dan pemusik yang memainkan kolintang, gendang panjang, dhol. Semakin kental terasa suasana etnis Bengkulu dengan penampilan lima orang penari Tari Menjara dan sepuluh musisi yang memainkan enam dhol, acordion, serunai, tatim, tassa. Selanjutnya Dhol Kolaborasi sepuluh musisi yang memainkan lima dhol, biola, acordian, serunai, kolintang, tassa.

Arus datang penonton semakin sore semakin deras. Usai tim tradisi, live perform selanjutnya adalah Band Akustik. Manajemen Tiga Rambu memilih Band Droots. Band asal DKI Jakarta ini adalah Juara I Festival Musik & Cipta Lagu (Oi Fest 2018).

Selepas Ashar live perform yang paling dinanti ribuan pasang mata. Di Mata Air Tidak Ada Air Mata, Ikrar, Lalan Belek (Lagu Bengkulu) menjadi pembuka Iwan Fals di atas panggung. Do’a Pengobral Dosa menceritakan keresahan hati perempuan bermake-up tebal menanti tuan berkantong tebal mengingat 1 Desember 2018 adalah Hari Aids sedunia. “Dalam hati yang bimbang berdo’a beri terang jalan anak hamba kabulkanlah Tuhan,” ucap Iwan Fals.

“Tak berkaki coba untuk berlari. Tak berjari cengkeram berulang kali. Tak bermata pandang dunia dengan jiwa. Tak bertelinga jangan cepat kecewa,” Iwan Fals menuangkan isi hatinya lewat lagu berjudul Ambisi untuk menyambut Hari Penyandang Cacat Internasional.

Aku Menyayangimu, lirik milik Gus Mus (KH. Mustofa Bisri) dinyanyikan untuk menyambut Hari Hak Asasi Manusia. Tikus-Tikus Kantor, Lawan Korupsi disuarakan mengingat Bengkulu memiliki catatan kelam korupsi di tiga gubernurnya. Lagu Tiga adalah jawaban terhadap tiga tikus kantor Bengkulu. “Kamu adalah kamu aku adalah aku,” kata Iwan Fals.

MC Ary Kirana kembali ke atas panggung dan melakukan dialog budaya. Usai dialog terdengar suara merdu tanpa diketahui siapa pemilik suara merdu itu. “Jalan panjang yang berliku jalan lusuh dan berbatu namun ku harus mampu menempuh bersama beban di batinku.”

Ternyata pemilik suara merdu itu adalah Astrid. Penyanyi bernama lengkap Astrid Sartiasari menemani Iwan Fals lewat lagu Jalan Panjang Yang Berliku, Ya Botoy-Botoy (Lagu Daerag Bengkulu), Tak Biru Lagi Lautku, dan lagu hitsnya di album Jadikan Aku Yang Kedua, Kosong.

Gairah penonton semakin menjadi ketika dhol kembali menggema. Live Perform Iwan Fals featuring Tim Tradisi Kelompok Musik Rafflesia Sanggar Campus 11 yang memainkan enam dhol dan dua tassa mengiringi lagu Sangkala, Songsonglah, Nocturno, Untukmu Negeri.

Delapan belas lagu dalam kebersamaan selama dua jam menjadi menu penutup Iwan Fals & Band di penghujung tahun 2018. Manajemen Tiga Rambu memberikan yang terbaik untuk edukasi dan hiburan yang berakar pada budaya yang dimiliki. Kreasi, frekuensi, harmoni, energi menyimpan kekuatan menembus batas perbedaan.

Kini kami berkumpul
Esok kami berpencar
Berbicara tentang kehidupan
Berbicara tentang kebudayaan
Berbicara tentang ombak lautan
Berbicara tentang bintang di langit
Kami berbicara tentang Tuhan
Berbicara tentang kesejatian
Tentang apa saja

Malam boleh berlalu
Gelap boleh menghadang
Di sini kami tetap berdiri
Di sini kami tetap berpikir
Di sini kami tetap berjaga
Di sini kami tetap waspada
Di sini kami membuka mata
Di sini kami selalu mencari kesejatian diri

Alang-alang bergerak
Mata kami berputar
Seperti elang kami melayang
Seperti air kami mengalir
Seperti mentari kami berputar
Seperti gunung kami merenung
Di lingkaran kami berpandangan
Di lingkaran kami mengucapkan
Aku cinta padamu
Aku cinta padamu
Aku cinta padamu
Aku cinta padmamu
(Lingkaran Aku Cinta Padamu)

Leuwinanggung, (4/12/2018).

Fotografer : Ichan Maulana
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto