Tikus Kantor vs Kucing Molor

Kucing tidak menemukan jurus ampuh menaklukan tikus. Sementara tikus punya banyak jurus menghindar dari jeratan kucing bahkan tikus bisa menjerat kucing molor. Serial kucing dan tikus tak pernah ada habisnya yang ada malah kisah perburuan tikus yang selalu gagal seperti kisah film kartun Tom and Jerry.

Bagaimana relevansinya dengan fakta saat ini. Tikus berdasi sang koruptor mendapatkan ruang segar tatkala kekuasaan politik bermain dan menembus batas ranah hukum. Kekuasaan politik bermain mendapat dukungan DPR untuk menjelma menjadi kucing molor. Bagaimana kita mengharapkan kepada kucing sementara kucing itu sudah menjadi tikus. Tikus berdasi sang koruptor mendapatkan ruang segar ketika DPR yang mempunyai fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan tidak menjadi representasi rakyat, tidak menjadi lembaga perwakilan rakyat, condong menjadi representasi penguasa korup.

Tikus kantor akan gerah berhadapan dengan KPK. Maka upaya melemahkan KPK adalah bagian dari cara tikus kantor melakukan perlawanan. Kepanikan luar biasa menjerat tikus kantor karena KPK bukan jelmaan kucing molor tapi KPK adalah kucing pemburu tikus. Apakah tikus kantor bisa hidup di dunia usaha seperti industri musik atau otomotif? Ataukah tikus kantor hanya hidup di pemerintah?

Tulisan ini hasil dari rangkuman peristiwa dan obrolan singkat penulis dengan Iwan Fals saat perjalanan menuju Balai Kartini Jakarta, (11/10). Mitsubishi Fuso Indonesia menggelar Truck Campaign 2017 dan kehadiran Iwan Fals di sana untuk menghibur Fuso dan konsumen Fuso.

Kembang Pete, Aku Sayang Kamu, Nak, Ibu, Lagu Satu, Lancar, Tikus Kantor, Bento, Bongkar, Pesawat Tempurku, Goyang Mitsubishi dinyanyikan Iwan Fals & Band dan mendapat animo luar biasa dari penonton yang memenuhi gedung.

Penonton merasakan klimaksnya saat Iwan Fals di lagu penutup menyanyikan Di Bawah Tiang Bendera, diawali dengan membaca petikan syair milik (Alm) Gombloh.
Biarpun bumi berguncang kau tetap Indonesiaku
Andaikan matahari terbit dari barat kau pun tetap Indonesiaku



Leuwinanggung, (18/10).

Fotografer : Ichan Maulana
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto