KADO KEMANUSIAAN

“Selalu ingin ketemu” adalah kalimat yang akrab di telinga dan sering diungkapkan oleh orang-orang yang sudah terjalin kuat hati dan pikirannya karena cinta. Pertemuan menjadi obat yang menyembuhkan rasa rindu tersebut. Ini berlaku bukan saja antara anak dan ibu bapaknya, suami dan isterinya, murid dan gurunya. Juga berlaku antara Iwan Fals dan teman-temannya.

Pertemuan pada ruang dan waktu menjadi tidak sia-sia maka ruang dan waktu menghasilkan eksistensi mengisi sejarah kehidupannya. Lelaki virgo ini tak tinggal diam dan segera merespon dengan memberikan usulan kegiatan yang sifatnya rutin dan bisa disambut teman-teman dengan baik.

Jika saja respon ini dijawab spontanitas tentu sulit untuk mendapatkan hasil yang terukur. Tetapi saat respon menjadi sebuah pengelolaan yang dilaksanakan secara terencana dan terorganisir maka kegiatan dapat terukur dan bisa berimbas menjadi kegiatan masif. Dan untuk memulainya tidak segampang yang diucapkan. Butuh kekuatan menghadapi kendala seperti bosan, semangat memudar, dan lain-lain yang berujung hilang ditelan waktu. Donor darah adalah bentuk kegiatan yang rutin dan mendapat sambutan teman-teman seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Dengan sentuhan tangan dingin Ketua Umum BPP Ormas Oi Rosana Listanto, donor darah menjadi aksi nyata kemanusiaan yang rutin dilaksanakan setiap bulan September, Januari, Mei.

“Kita harus membuat program-program yang teman-teman selalu ingin ketemu. Mudah-mudahan ini menjadi salah satu program yang selalu ingin ketemu. Dan menjadi sodara dalam arti sesungguhnya bukan sekedar ketemu di hari ini aja,” kata Rosana Listanto.

Donor darah, bukan sekedar jarum dan darah. Dalam sebuah aksi donor darah terdapat falsafah hidup tentang solidaritas kemanusiaan. Sejarah peperangan adalah pertumpahan darah bahkan hilang nyawa maka donor darah adalah kado terbaik untuk kemanusiaan. Mereka bicara lantang soal mempersatukan umat manusia sedunia. Mereka bicara lantang soal kaya dan miskin. Mereka bicara lantang soal dia Cina, dia Arab. Mereka bicara lantang soal dia Islam, dia Kristen, dia Budha, dan lain-lain. Semua hanya kosa kata dan intonasi nada keyakinan propaganda. Tak akan ada artinya jika dibandingkan sebuah aksi donor darah yang jelas-jelas mempersatukan umat manusia sedunia. Aksi donor darah tak pernah ditanya soal kaya-miskin, Cina-Arab, Kristen-Islam, dan lain-lain.

Senafas dengan falsafah hidup, lelaki yang lahir tanggal 3 September 1961 ini kemudian tak pernah ragu mengikuti aksi donor darah. Selamat untuk Iwan Fals yang telah memberikan edukasi yang berarti. Selain menghibur banyak orang, Iwan Fals lewat jalurnya di musik telah banyak memberikan inspirasi. Kado kemanusiaan di hari yang berbahagia dalam ikatan tali persaudaraan terbungkus rapih dari kumpulan doa-doa yang mengagumimu. Indonesia bangga punya Iwan Fals.


Leuwinanggung, (6/9).

Fotografer : Ichan Maulana
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto