Kabarkan Kepada Dunia, Di Bawah Tiang Bendera

Usai malam renungan 18 Tahun Ormas Oi dan 72 Tahun Indonesia, Crew Iwan Fals dengan cepat merapihkan PanggungKITA karena pukul 04.00 berangkat menuju BSD. Selaras dengan semangat 45, Crew Iwan Fals tak pernah kelelahan dan selalu bahagia menjalani pekerjaan. Mereka sudah terbentuk oleh situasi. Mereka sudah terbiasa bekerja dengan disiplin. Ketatnya jadwal pertunjukan semakin menampakan kehebatannya dalam bekerja. Selain membutuhkan keahlian di bidangnya juga dibutuhkan fisik yang prima. Manto, Ayub dan kawan-kawan adalah “pasukan khusus” yang dimiliki Iwan Fals.

Indonesia negeri yang ramah karena orang Indonesia itu baik. Kabarkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negeri yang aman, damai, kaya dengan sumber daya, kaya dengan kesenian tradisi, dan semua hal yang memberi nilai baik untuk Indonesia adalah nasionalisme. Karena nasionalisme bukan berarti menutup diri dari dunia internasional tetapi memberi warna untuk dunia internasional atas nama Indonesia.

Nasionalisme sangat penting di era globalisasi. Globalisasi menjadi panutan bersama bagi peradaban bangsa-bangsa di dunia. Membaca arah angin globalisasi, globalisasi tidak dapat dibendung karena membendung globalisasi dengan cara mengisolasi diri sama artinya memilih tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Indonesia harus mampu berdiri elegan di atas arus gelombang globalisasi, globalisasi bukan untuk melunturkan bahkan menghilangkan jati diri bangsa. Butuh “kuda-kuda” yang kokoh agar bangsa yang berbudaya luhur ini tetap disegani oleh dunia luar. “Anda sopan kami segan,” demikian pepatah mengatakan. Dan mestinya negara lain sadar dengan ini, sebut saja seperti Malaysia di perhelatan Sea Games 2017.

Nasionalisme adalah kokoh dan solid untuk menjaga persatuan Indonesia. Momentum 17 Agustus tahun ini diisi dengan menyuarakan lewat kata-kata dan nada. Iwan Fals & Band lewat lagu mengabarkan kepada dunia, salah satunya original sound track Fuso, Di Bawah Tiang Bendera.

“Saya punya mimpi keliling dunia untuk menjelaskan kepada dunia betapa indahnya Indonesia. Negara dua musim yang ramah dan indah, serta masih banyak orang baik yang ada di Indonesia. Merdeka!” teriak Iwan Fals dari atas panggung truk Fuso, GIIAS, ICE BSD City Tangerang, Kamis (17/8).

Cerdas membaca perubahan zaman adalah merespon zaman dengan energi positif. Teknologi smartphone menjadi pegangan baru Iwan Fals & Band. Barangkali sudah tidak asing menyaksikan permainan alat musik dari smartphone. Ada aplikasi yang bisa menghasilkan permainan alat musik dari smartphone seperti keyboard, gitar, bass, drum. Tetapi menampilkan permainan alat musik dari smartphone di atas panggung dan disaksikan ribuan orang membutuhkan keberanian dan kepiawaian tersendiri. Iwan Fals & Band melakukannya. Lagu Guru Oemar Bakri dan Bento meluncur dari atas panggung menggunakan smartphone.

"Setiap saya dan band selesai latihan, biasa evaluasi. Tidak ada obrolan, karena semua sibuk nunduk pegang HP. Wah kacau nih (sambil tepok jidat). Nah ternyata ada sisi positifnya. Ponsel sekarang ada aplikasi musik, yuk kita coba latihan pakai aplikasi, dan hasilnya keren," ungkap Iwan Fals sambil tersenyum.

Sisanya, tujuh lagu dibawakan dengan alat musik seperti biasanya. Riuh penonton yang hadir sebagai penyaksi yang bertepatan dengan hari lahirnya bangsa Indonesia semakin memantapkan niat Iwan Fals untuk tetap menyuarakan nasionalisme ke seluruh dunia. Kumenanti Seorang Kekasih, Mata Indah Bola Pingpong, Aku Sayang Kamu, Ijinkan Aku Menyayangimu, Yang Terlupakan, Ibu, dan Di Bawah Tiang Bendera mendapat respon positif para pengunjung di ajang Pameran world class auto show series GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017.


Leuwinanggung, (23/8).

Fotografer : Ichan Maulana
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto