Teman Hidup di Perjalanan

Bagi yang suka memperhatikan truk di jalanan tentu akan menemukan banyak hal yang menyelamatkan kita dari kejenuhan. Truk adalah kendaraan berbadan besar sehingga keberadaanya bisa mencuri perhatian. Truk memiliki daya jelajah dan tangguh di segala medan. Dan yang membuat beda adalah truk punya kreatifitas pada gambar dan kata-kata. Maka pengguna jalan tak bisa menghindar untuk melihat, membaca, dan berujung bahagia.

New Fear The Me Is 3 (dibaca: nyupir demi istri). Pergi Karena Tugas Pulang Karena Beras. Pergi Dicari Pulang Dimarahi. Cintamu Tak Seberat Muatanku. Bersatu di Pangkalan Bersaing di Jalanan. Itu contoh tulisan yang ada. Tak jarang juga yang menggambarkan kecintaan kepada tokoh nasional seperti gambar pahlawan dan gambar presiden. Selain itu ada pula yang suka dengan lukisan Rambo dan perempuan cantik. Dan tidak sedikit yang memajang gambar Iwan Fals dan tulisannya seperti Wajah Pribumi, Ibu, dan Berandal Malam di Bangku Terminal.

Proses kreatif ini merubah hal yang biasa menjadi luar biasa. Ini soal atmosfir batiniah. Ada kebanggaan tersendiri dengan tulisan dan gambar. Dia dihadirkan sebagai penghormatan. Dia dihadirkan karena mewakili suasana hati para sopir dan kondektur truk. Dan kehadirannya menjadi teman hidup di perjalanan. Iwan Fals tidak pernah menyuruh sopir dan kondektur menempel gambar dan tulisannya tapi itu lahir karena inisiatif para pengguna truk yang menyandarkan cita-citanya di jalanan.

Iwan Fals hadir pada acara “Sejuta Colt Diesel Sejuta Cerita” Jumat, (10/3) di Hotel Mulia Jakarta. Mitsubishi Fuso cetak rekor penjualan satu juta Colt Diesel. Pencapaian satu juta Colt Diesel membuktikan pembangunan di Indonesia sedang tumbuh, perkembangan kendaraan niaga berhasil memberikan manfaat bagi konsumen, dan armada bisnis memberikan kontribusi positif bagi ekonomi Indonesia. “Kami hadir untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi Indonesia. Untuk mempertahankan populasi kendaraan niaga terbesar Indonesia selama kurun waktu 46 tahun sebagai market leader maka kami mengajak Iwan Fals menjadi Brand Ambassador,” kata Duljatmono, Marketing Director of MFTBC Marketing Division KTB.

Takahiro Yoshitatsu , Direktur PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors menceritakan alasan mengapa menggandeng Iwan Fals. “Iwan Fals paling sesuai menjadi sahabat kami. Kami tahu bakal susah kerjasama dengan Iwan Fals. Dia kharismatik dan kami berusaha melakukannya.”

Chemistry menjadi awal dari segalanya. Chemistry membuka langkah selanjutnya untuk berjalan bersama. Hal ini yang dirasakan oleh Iwan Fals. Iwan Fals menyukai orang-orang pekerja keras. Iwan Fals suka dengan orang-orang tangguh di segala medan. Loyalitas konsumen sehingga bisa tumbuh selama 46 tahun menembus angka sejuta adalah buah dari keseriusan bekerja.

Iwan Fals mengakui peristiwa ini bagi dirinya adalah mimpi yang terjawab, doa yang diijabah. Iwan Fals kecil di Arab dan saat melaksanakan haji dia berdoa. Doanya adalah ingin pulang ke Indonesia dan hidup di Indonesia bercita-cita menjadi penyanyi, bercocok tanam, dan sopir. Selepas ibadah haji, Iwan Fals kecil pulang ke Indonesia sambil membawa gitar. Teman-temannya yang menyambut di tanah air menyoraki kedatangannya. Bukan air zam-zam yang dibawanya tapi gitar dengan senar fals. Singkat cerita, Iwan Fals mempunyai mobil buah dari penjualan album Sarjana Muda di awal tahun 80-an. Iwan Fals memilih mobil Mitsubishi Colt T120 karena Iwan Fals saat itu berpikir selain rekaman untuk bisa cari penghasilan tambahan menjadi sopir omprengan. Iwan Fals sambil mengingat masa lalu berucap : “Colt T120 saya ini cocok untuk bawa keluarga, angkutan penumpang, dan juga bawa ibu beserta anak-anak panti asuhan.”

Selanjutnya Iwan Fals membeli dua truk yang dimodifikasi menjadi Bis Kita dan Truk Panggung Kita. Bis Kita dan Truk Panggung Kita digunakan terakhir dalam perjalanan rangkaian Tour “Jaga Bumi” di bulan September sampai Oktober 2016. Perjalanan yang ditempuh adalah dari rumah ke Surabaya, Bali, Semarang, Lampung, dan Banten. Bis Kita dan Truk Panggung Kita yang dikelola oleh Tiga Rambu di depannya ada lambang Tiga Berlian.

Dan sekarang di tahun 2017, Iwan Fals memiliki cerita baru. “Sejuta Colt Diesel Sejuta Cerita” menjadi catatan perjalanan tersendiri bagi Iwan Fals yang sejak 1975 mengambil pilihan hidup untuk berkarir sebagai penyanyi. Sebagai penyanyi Iwan Fals leluasa mengungkapkan apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakan. Di atas panggung Iwan Fals bercerita tentang kisah waktu sekolah. “Guru Pembimbing saya di SMP 5 Bandung bertanya, kamu mau jadi apa kalo sudah besar? Saya jawabnya saya mau jadi sopir, jualan sayur, nyanyi.”

Malam itu di depan orang-orang hebat Iwan Fals menyapa hangat dengan karya. Belum Ada Judul, Kumenanti Seorang Kekasih, Ijinkan Aku Menyayangimu, Yang Terlupakan, Tanam Tanam Siram Siram, Bento, Di Bawah Tiang Bendera, Kemesraan. Takahiro Yoshitatsu diajak Iwan Fals ke atas panggung dan Di Bawah Tiang Bendera menjadi koor bersama sehingga mendorong penampilan Iwan Fals semakin menjadi. Ini yang dinamakan totalitas. Ada yang mengatakan ini namanya konspirasi hati. Orang-orang hebat menyapa kembali Iwan Fals dan terjadi kesepakatan untuk menghidupkan kata-kata tentang Indonesia. Takahiro Yoshitatsu orang Jepang dan Iwan Fals orang Indonesia, bukan alasan untuk tidak bersatu. Iwan Fals berkata: “Bumi kita satu.”


Leuwinanggung, (14/3).

Fotografer : Ichan Maulana
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto