“Saat Minggu Masih Pagi” di Sabtu Sore

Tadarus menjadi kegiatan yang tidak hanya dilakukan di masjid atau di sekolah tapi juga di rumah. Istilah tadarus berasal dari kata darosa, artinya belajar. Kemudian ada huruf ta di depan menjadi tadaarosa artinya saling mempelajari, tadaarusan artinya pembelajaran secara bersama-sama. Maka tadarus sesungguhnya bukan hanya membaca bukan hanya mendengar tetapi juga tadarus dimaknai sebagai mengkaji, meneliti, dan mengambil pelajaran. Maka konser situs budaya bukan sebuah pertunjukan biasa karena konser situs budaya adalah tadarus budaya.

Konser Situs Budaya Aceh adalah sebuah kerja kreatif yang diusung Tiga Rambu dan mendapat dukungan dari Aplikasi LINE chatting pada bulan Ramadan sebagai momen yang tepat untuk menyampaikan sejarah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Menyaksikan lagu Aceh, tarian Aceh, tari Saman Ratoe Jaroe yang dibawakan pelajar SMP Al Azhar Bintaro, dan penampilan Arda & friends menjadi menu ngabuburit yang pas di hari keenam puasa.

Sabtu sore pukul 15:30 pembawa acara kelahiran Inggris (ibu Perancis & bapak Bugis) naik ke atas Panggung Kita. Dia mengaku senang menjadi bagian dari Konser Situs Budaya Aceh karena saat kecil di London setiap Sabtu pagi ayahnya gemar memasak sambil memutar album-album Iwan Fals . “Waktu ayah translate lirik Sore Tugu Pancoran ke bahasa Inggris supaya saya bisa mengerti, saya menangis. Selalu bersyukur ya nak, karena kamu di sini bisa sekolah, masih banyak anak-anak di negara ayah yang tidak punya kesempatan seperti kamu," ungkap Hannah Al Rashid.

Banyak peninggalan bersejarah Aceh yang terkenal di dunia seperti Masjid Raya Baiturrahman yang pernah dibakar Belanda (1873) sehingga memunculkan reaksi perlawanan dari tokoh wanita Aceh bernama Cut Nyak Dhien yang kemudian Belanda membangun kembali (1877). Masjid Raya Baiturrahman tetap berdiri megah menjadi tempat berlindung rakyat Aceh dan tempat evakuasi jenazah korban tsunami (2004).

“Saat Minggu Masih Pagi” liriknya kuat dan dibawakan sangat dalam hingga kejujurannya tak mampu membendung tetesan air mata. ”Tuhan ampunilah kami ampuni dosa-dosa kami ampuni kesombongan kami ampuni bangsa kami terimalah di sisiMu korban bencana ini,” kata Iwan Fals membawa hanyut suasana batin ribuan penonton.

“Malahayati” admiral perempuan pertama dunia, pernah memimpin kapal perang dua ribu orang janda yang suaminya tewas di medan juang (dikenal dengan sebutan Inong Balee).

Indah Nevertari juara pertama ajang pencarian bakat Rising Star Indonesia turut memeriahkan acara. Apa pendapat Iwan Fals terhadap penyanyi muda ini, Iwan Fals berkata: “Di musik enggak ada senior junior yang ada A minor G minor."

Iwan Fals & Band tampil dua jam membawakan dua puluh lagu bukan perkara mudah. Iwan Fals mempersiapkan diri dengan disiplin latihan band, mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, istirahat yang cukup, dan menjaga stamina dengan olah raga bela diri. "Aduh, tadi tuh tenggorokan sudah kayak mau kering. Tapi untung hatinya basah," tawa Iwan Fals menyertainya. Iwan Fals menegaskan : ”Kerja adalah ibadah dan puasa semakin memperkuat untuk kenal sama jati diri supaya kita lebih gagah lagi melangkah ke depan.”

Jelang buka puasa penonton tetap bertahan di lapangan mendengarkan kultum, buka puasa, dan shalat magrib berjamaah. Panggung Kita memberikan suguhan menu ngabuburit yang pas di hari keenam puasa.


Leuwinanggung, (14/6).

Fotografer : Evelyn Pritt
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto